√ Pengertian Speaker: Fungsi, Jenis, Perbedaan Speaker Aktif dan Pasif
Pengertian speaker adalah perangkat yang mampu menghasilkan suara dari hasil pengubahan gelombang listrik menjadi gelombang getaran. Oleh karena itu, agar bisa menghasilkan suara speaker membutuhkan adanya energi listrik.
Speaker berperan penting untuk memperbesar volume suara manusia agar mampu didengar oleh banyak orang dalam radius lebih luas. Selain berasal dari suara asli manusia, speaker juga bisa menghasilkan suara dari sumber berupa piranti audio seperti DVD, MP3 player, dan sebagainya.
Seiring perkembangan waktu, speaker juga sudah bisa menghasilkan suara melalui perantara wireless sehingga tidak harus tersambung secara langsung dengan kabel listrik.
Pengertian Speaker
Speaker adalah perangkat keras yang dapat mengungah sinyal elektrik ke frekuensi audio melalui penggetar komponen berbentuk seperti membran yang berfungsi menggetarkan udara sehingga mampu terdengar oleh gendang telinga kita.
Atau lebih singkatnya speaker ini bersifat output device, yang berarti bahwa speaker mengolah input energi berupa gelombang listrik kemudian mengeluarkannya dalam bentuk output suara.
Pengertian speaker menurut ahli
- Menurut Suyanto (2013), Speaker adalah perangkat elektronika yang terbuat dari logam dan memiliki membran, kumparan, serta magnet sebagai bagian yang saling melengkapi. Tanpa adanya membran, sebuah speaker tidak akan mengeluarkan bunyi, demikian juga sebaliknya.
Fungsi Speaker
Prinsip dasar speaker yakni pengubahan gelombang listrik menjadi gelombang suara. Dari sini bisa diketahui bahwa fungsi speaker yakni untuk mengeluarkan gelombang suara dari hasil pengubahan gelombang listrik.
Tidak hanya menghasilkan gelombang suara, speaker ini juga bisa memperbesar atau memperkuat gelombang sehingga hasil output suara yang dihasilkan pun lebih besar.
Sejarah Speaker
Speaker pertama kali dipublikasikan oleh Horace Short pada 1898. Ketika itu model speakernya masih sangat sederhana dengan komponen utama berupa kompresor udara.
Short menjual model tersebut pada Charles Parsons sebelum akhirnya dipatenkan hak kepemilikan pada 1910. Prototipe sederhana ini terus dikembangkan hingga beberapa tahun kemudian.
Perkembangan selanjutnya pada 1924, seorang Doktor bernama Walter H. Schottky menambahkan komponen loudspeaker dengan menggunakan elektromagnetik. Adapun speaker elektromagnetik pada masa itu terdiri dari bidang lilitan dan komponen energize driver. Keduanya berguna untuk menghasilkan arus listrik utama bagi loudspeaker.
Pada perkembangan selanjutnya, speaker telah dilengkapi dengan komponen yang lebih kompleks. Terdapat amplifier, penghasil arus AC, dan lain-lain. Cara kerja speaker ini sudah jauh lebih canggih daripada prototipe pertama.
Model speaker paling mutakhir sudah tidak lagi membutuhkan perangkat kelistrikan konvensional karena sudah dilengkapi dengan jaringan wireless.
Cara Kerja dan Komponen Speaker
Cara kerja speaker tidak dapat dipisahkan dari peranan transduser. Komponen alat satu ini bertugas sebagai pengubah daya. Pada speaker transduser berperan untuk mengubah bentuk daya listrik menjadi gelombang suara.
Selain itu, transduser juga mengubah kekuatan sinyal suatu daya, baik dikuatkan atau dilemahkan. Pada speaker, transduser ini bekerja untu memperkuat sinyal daya.
Speaker biasa maupun speaker komputer mempunyai kesamaan komponen, karena cara kerja dan fungsinya sama. Membran speaker akan menangkap gelombang sinyal elektrik yang telah dikuatkan oleh transduser, lalu diubah menjadi gelompang suara yang mampu ditangkap indera pendengaran manusia.
Berdasarkan cara kerja tersebut, berikut komponen penting yang ada dalam speaker.
1. Magnet
Komponen satu ini berfungsi untuk menghasilkan induksi pada magnet yang ada di dalam speaker, sehingga terciptalah medan magnet.
Seperti diketahui bahwa gesekan dua magnet secara induksi mampu menghasilkan aliran listrik, maka demikianlah yang terjadi pada bagian pemrosesan speaker.
2. Kumparan
Kumparan yakni bagian yang menghubungkan antara hasil induksi kepada conus. Pada dasarnya kumparan adalah serangkaian magnet yang bisa menghasilkan arus ketika sudah mengalami proses induksi.
Kumparan dan magnet ini akan saling terkait, oleh karena itu keduanya saling mengalirkan arus yang kemudian disalurkan pada conus.
3. Conus
Conus adalah komponen speaker yang mampu menghasilkan gelombang. Adapun gelombang ini dihasilkan dari pergerakan udara yang ada di sekitar komponen.
Selain itu, gelombang ini juga dihasilkan oleh pergerakan arus induksi dari kumparan. Hasil dari gelombang inilah yang kemudian dikenal sebagai bunyi atau suara.
4. Membran
Membran mempunyai peranan penting dalam menyalurkan energi selama pemrosesan di dalam speaker. Gaya induksi yang dihasilkan dari pergeseran pada komponen magnet dan kumparan diterima oleh membran. Setelah itu gaya tersebut akan diubah menjadi getaran yang outputnya berupa gelombang suara.
5. Casing
Yang tidak kalah penting adalah komponen casing. Bagian ini berfungsi melindungi komponen-komponen di dalam speaker. Bisa dikatakan jika casing ini adalah pelindung utama yang menjaga agar komponen dalam speaker bisa dalam keadaan baik.
Model casing speaker saat ini bermacam-macam dan umumnya terbuat dari bahan logam, plastik, atau composite.
Jenis-jenis Speaker
Berdasarkan model, frekuensi dan kualitas suara yang dihasilkan, terdapat beberapa jenis speaker di pasaran.
Penting untuk Anda mengenali jenis-jenis speaker sebelum menggunakannya agar bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut jenis-jenis speaker yang paling umum digunakan.
1. Woofer
Woofer adalah jenis speaker yang memiliki diameter 4-12 inchi yang dapat menghasilkan suara bass dengan baik, karena mampu bekerja pada frekuensi 40 Hz—1.000 Hz.
Jika dikombinasikan dengan tipe mid range atau tweeter, speaker woofer ini mampu menciptakan suara dalam jangkauan range yang lebih luas.
2. Subwoofer
Subwoofer merupakan speaker yang mampu menghasilkan suara dengan nada rendah, karena frekuensinya berada di angka 20 Hz – 200 Hz.
Oleh karena itu keluaran suara yang dihasilkan seringnya berupa bentuk bass. Ukuran speaker ini dipasaran biasanya berkisar 12 – 21 inch.
3. Mid Range
Speaker ini ukurannya mungil, sekitar 4 – 6 inch saja. Kapasitas frekuensinya berada di angka 500 Hz—5.000 Hz. Meskipun ukurannya kecil, speaker ini mampu menjangkau suara yang nadanya tinggi dengan baik.
4. Full Range
Speaker ini mempunyai kapasitas frekuensi yang besar, berkisar antara 40 Hz—2 kHz. Oleh karena itu speaker ini mampu mengeluarkan suara dari yang rendah hingga tinggi sekaligus. Biasanya speaker full range dipakai pada stadion atau arena konser.
5. Tweeter
Tweeter adalah speaker terkecil yang ukurannya hanya 0,5—4 inch saja. Meski kecil, kualitas suara speaker ini masih tergolong baik bahkan keluaran bassnya pun tidak buruk. Frekuensi speaker mini ini sekitar 3.500 Hz—20 kHz.
Perbedaan Speaker Aktif dan Pasif
Pengertian speaker aktif adalah perangkat sound system yang mempunyai komponen amplifier dan membutuhkan aliran listrik guna mengaktifkan amplifier tersebut.
Adapun speaker pasif tidak mempunyai komponen amplifier sehingga jika ingin memperkuat suara perlu menambahkan penguat suara di rangkaiannya.
Berikut perbedaan speaker aktif dan pasif yang perlu diketahui.
1. Komponen
Komponen paling utama yang membedakan antara speaker aktif dan pasif adalah amplifier. Pada speaker akfit terdapat komponen amplifier yang beroperasi dengan bantuan daya dari baterai atau aliran listrik. Sedangkan pada speaker pasif membutuhkan tambahan komponen amplifier agar bisa beroperasi.
Speaker aktif dapat bekerja secara mandiri karena komponennya telah lengkap. Berbeda dengan speaker pasif yang harus membutuhkan suplai energi tambahan agar mampu dioperasikan. Tambahan amplifier eksternal pada speaker pasif sangat dibutuhkan sehingga bisa menghasilkan pengerasan suara.
2. Cara Kerja
Pada speaker aktif, sinyal yang ditangkap dari amplifier bisa langsung diubah menjadi gelombang listrik. Namun karena dayanya bergantung pada kekuatan amplifier atau baterai di dalamnya, kemampuan speaker aktif dalam memperkeras suara dalam radius besar sangat lemah. Speaker aktif hanya bisa memperkeras sebesar kapasitas daya internal.
Berbeda dengan speaker pasif yang bisa menghasilkan pengeras gelombang suara hingga maksimal pendengaran manusia. Hal ini dikarenakan pada speaker aktif tambahan amplifiernya bisa dipasangkan dalam kapasitas berapapun, selama tegangannya masih sesuai dengan speaker.
3. Jenisnya
Jenis speaker akif yang paling mudah dikenali adalah speaker pada mini sound, speaker smartphone, speaker laptop, dan lain-lain. Speaker aktif tidak harus disambungkan dengan energi listrik eksternal ketika hendak menghasilkan suara. Dayanya berasal dari amplifier internal atau baterai yang telah diisi sebelumnya.
Adapun jenis speaker pasif bisa ditemukan pada jaringan sound system jumbo. Umumnya dipakai pada home theater, speaker bioskop, dan speaker yang dipakai pada event-event. Kebutuhan daya pada speaker pasif disupply dari energi listrik yang berasal dari eksternal, sehingga kekuatan suaranya bergantung pada besarnya listrik yang diterima.
4. Daya
Daya pada speaker aktif dihasilkan dari inbuilt amplifier atau baterai. Penghasil listrik tersebut diisi daya terlebih dahulu sebelum digunakan. Hal ini memudahkan karena pengguna tidak harus menyalurkan listrik secara terus-menerus selama penggunaan speaker aktif. Sedangkan pada speaker pasif daya berasal dari sumber listrik eksternal yang harus selalu disambungkan.
Demikianlah ulasan lengkap mengenai pengertian, fungsi, komponen, cara kerja, jenis-jenis maupun perbedaan antara komponen aktif dan pasif. Semoga bisa menambah wawasan dan pengatahuan Anda!